AGRIFEST 2025: BRMP SDLP Gelar Sarasehan Nasional, Susun Peta Jalan Perdagangan Karbon
Bogor, 13 November 2025 – Dalam rangka peringatan satu tahun berdirinya Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP), digelar AGRIFEST 2025 yang salah satu agendanya adalah Sarasehan Nasional oleh Balai Besar Perakitan dan Modernisasi Sumber Daya Lahan Pertanian (BRMP SDLP). Mengusung tema “Menata Langkah Pertanian Rendah Emisi: Penyusunan Peta Jalan Menuju Perdagangan Karbon yang Terstandar”, kegiatan ini dihadiri lebih dari 200 peserta dari unsur pemerintah, lembaga riset, akademisi, dunia usaha, dan masyarakat.
Dalam sambutannya, Sekretaris BRMP, Husnain, menyoroti peran teknologi seperti sensor tanah, irigasi presisi, pertanian digital, serta varietas rendah emisi sebagai kunci peningkatan efisiensi sekaligus penurunan emisi pertanian. Kepala BRMP SDLP, Asdianto, menambahkan bahwa transformasi menuju pertanian rendah emisi membutuhkan pendekatan menyeluruh melalui dukungan kebijakan, perubahan perilaku, pendampingan petani, dan penguatan kelembagaan.
Sarasehan ini menghadirkan para ahli dan pemangku kepentingan kunci, antara lain Maria Rosalin (Ketua Tim Kerja Kebijakan Pertanian – Kementan), Noor Avianto (Direktorat Pangan dan Pertanian – Bappenas), Nizhar Marizi (Direktorat Lingkungan Hidup – Bappenas), Moekti Handayani Soejahmoen (Direktur Eksekutif IRID), Ai Dariah (Peneliti Ahli Utama BRIN), Ira Ratna Sari (CIFOR-ICRAF), dan Chabi Batur Romzini (PT. Biru Karbon Nusantara). Kegiatan ini didukung oleh proyek RBP REDD+ GCF O2
Diskusi berlangsung dalam dua sesi panel. Panel pertama, dipandu Rima Purnamayani (Kepala BRMP Agroklimat), membahas kerangka regulasi nasional dalam menghadapi perdagangan karbon sektor pertanian. Panel kedua, yang dimoderatori Lutfi Izhar (Kepala BRMP Lingkungan), menyoroti inovasi, pembelajaran, dan praktik baik dalam penerapan pertanian rendah karbon.
Sebagai penutup, Wahida Annisa Yusuf (Kepala BRMP Rawa) menyampaikan rangkuman hasil diskusi yang menegaskan perlunya keterpaduan kebijakan, inovasi teknologi, dan pengalaman lapangan untuk membangun sistem pertanian yang produktif, adaptif terhadap perubahan iklim, dan beremisi rendah.
Sarasehan ini menjadi langkah strategis dalam merumuskan peta jalan perdagangan karbon sektor pertanian yang terstandar, sekaligus memperkuat kontribusi Indonesia terhadap pencapaian target Nationally Determined Contributions (NDC) dan pembangunan hijau berkelanjutan.