Kementan dan BMKG Perkuat Sinergi Lewat Data Iklim
Jakarta, 20 November 2025 — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan komitmennya sebagai mitra strategis Kementerian Pertanian (Kementan) dalam penyediaan informasi iklim yang akurat dan aplikatif. Pernyataan ini disampaikan langsung dalam pertemuan antara Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, dan Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, yang berlangsung di Kantor Kementerian Pertanian. Pertemuan strategis tersebut juga dihadiri oleh Kepala BRMP SDLP, Asdianto, sebagai bagian dari sinergi lintas lembaga dalam memperkuat ketahanan sektor pertanian berbasis informasi iklim.
Melalui layanan iklim terapan, BMKG siap memperkuat kebijakan teknis Kementan, mulai dari penyusunan kalender tanam, analisis kondisi lahan, hingga mitigasi risiko gagal panen. Dukungan ini diharapkan dapat membantu petani menentukan waktu tanam yang tepat dan memilih komoditas yang sesuai demi meningkatkan produktivitas dan ketahanan sektor pertanian.
Inti dari dukungan BMKG terhadap sektor pertanian adalah penyediaan outlook iklim, yaitu prakiraan kondisi cuaca dan iklim dalam periode tertentu yang menjadi dasar penting bagi perencanaan pertanian. Informasi mengenai awal musim hujan, curah hujan mingguan hingga bulanan, serta potensi fenomena iklim global seperti El Niño (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) memungkinkan pemerintah mengambil langkah antisipatif yang tepat.
Sebagai contoh, ketika prakiraan menunjukkan potensi kekeringan, Kementerian Pertanian dapat segera mengarahkan anggaran untuk pompanisasi atau irigasi darurat. Sebaliknya, jika curah hujan diprediksi tinggi, anggaran dapat dialihkan untuk kesiapsiagaan banjir. Pada wilayah kering (zona agroklimat tipe E), rekomendasi komoditas juga dapat disesuaikan, misalnya mengganti padi dengan jagung atau kedelai yang lebih toleran terhadap kekeringan.
Lebih jauh, BMKG juga menyediakan proyeksi iklim jangka panjang hingga tahun 2050–2100, yang memungkinkan pemerintah mengambil keputusan proaktif, bukan sekadar menentukan kapan harus menanam, tetapi juga kapan sebaiknya tidak menanam demi mencegah kerugian besar. Untuk memastikan informasi tersebut menjangkau petani secara cepat dan tepat, BMKG telah menghadirkan layanan berbasis teknologi. API resmi telah terintegrasi dengan sistem Kementerian Pertanian seperti SISCROP 2.0 dan SIAP TANAM, sementara platform BMKG-AWIS (Agro-Weather Impact Services) menyalurkan peringatan dini iklim secara langsung kepada sekitar 1.900 grup WhatsApp yang beranggotakan petani dan penyuluh di seluruh Indonesia.
Dengan kolaborasi ini, kebijakan pertanian tak lagi mengandalkan perkiraan, tapi berbasis data ilmiah; melindungi lahan, mengamankan panen, dan menjamin masa depan pangan nasional di tengah perubahan iklim yang semakin tidak menentu.